Data dwelling time untuk TPS per 21 Oktober 2016 yang bisa diakses melalui dash board dwelling.pelindo.co.id menunjukkan penurunan dwelling time menjadi 3,18 (kategori normal).
Sementara berdasarkan data, rasio penumpukan di lapangan (Yard Occupancy Ratio / YOR) terjadi penurunan dari dari 35,72% menjadi 27,11%.
Capaian ini terjadi sejak diberlakukannya tarif progressif per tanggal 15 Oktober 2016 dan kebijakan pemindahan petikemas dalam rangka penurunan dwelling time di PT. Terminal Petikemas Surabaya (TPS) yang berlaku per 1 Oktober 2016.
Kinerja TPS yang membaik ini merupakan hasil dari komitmen bersama antara instansi pemerintah, TPS dan asosiasi pengusaha dibidang logistik. Semakin lancar arus logistik dari dan ke pelabuhan akan memperlancar aktivitas ekonomi di kalangan produsen dan pelaku ekonomi retail.
Saat ini TPS sedang memulai secara bertahap program elektrifikasi enam unit container crane (CC) dan akan mendatangkan 3 unit CC baru pada awal tahun depan. Tujuan program ini untuk meningkatkan kecepatan bongkar muat petikemas.
Kartiko Adi sebagai Engineering Director TPS menjelaskan, investasi untuk konversi ke listrik lebih efisien disbanding dengan investasi untuk konversi ke gas.
“Pasokan listrik TPS cukup menyediakan gardu listrik (sub station) dan gardu disitrbusi di dermaga internasional dan pasokan listrik akan dilayani tiga gardu induk PLN sehingga dijamin operasional bongkar muat tetap lancar,” katanya seperti dalam rilis yang diterima suarasurabaya.net, Jumat (21/10/2016).
Investasi untuk elektrifikasi enam unit CC mencapai 27,5 miliar dengan pasokan listrik mencapai 5.540 KVA.
Beberapa manfaat yang didapatkan adalah efiensi biaya bahan bakar sebesar 50% dari sebelumnya, mengurangi emisi gas buang (CO2 emission) dan mengurangi kebisingan (Environment Issue), mengurangi frekuensi pemeliharaan pada CC, dan menghilangkan biaya untuk penggantian engine parts.(iss/ipg)