Jumat, 1 November 2024

Tahun 2050, Indonesia akan Menjadi Negara Terbesar Keempat Setelah AS

Laporan oleh Bruriy Susanto
Bagikan
ilustrasi.

Indonesia akan menjadi negara terbesar keempat dunia pada tahun 2050. Hal tersebut berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) dengan perhitungan keseimbangan kemampuan berbelanja per kapita, kata seorang pakar dari Australia.

“Indonesia diproyeksikan mengalami kenaikan sangat signifikan, yakni dari urutan kesembilan menjadi keempat dunia. Sementara Brasil naik dua peringkat, dari urutan ketujuh menjadi urutan kelima pada 2050,” kata Hal Hill, ekonom Crawford School of Public Policy (Fakultas Kebijakan Publik), Universitas Nasional Australia di kampus Universitas Gadjah Mada, seperti dilansir Antara, Sabtu (22/10/2016).

Menurut dia, negara-negara besar yang sekarang tergolong maju belum tentu akan sama maju pada masa yang akan datang karena pusat daya tarik dunia mulai bergerak dari Atlantik ke Asia Pasifik.

Berdasarkan proyeksinya ada lima negara yang akan menjadi negara terbesar, yakni China, India, Amerika Serikat, Indonesia, dan Brasil yang tiga di antaranya ada di Asia.

Ia menuturkan, berdasarkan PDB dengan perhitungan keseimbangan kemampuan berbelanja (PPP) per kapita, China pada 2014, kemudian pada 2030 sampai 2050 akan tetap pada urutan pertama. India dari urutan ketiga akan naik dan bertukar posisi dengan AS pada urutan kedua.

Hill juga memaparkan daya tarik ekonomi dunia berubah sejalan juga dengan kemajuan ekonomi yang dialami negara-negara di Asia Tenggara.

Salah satu laporan World Bank mencatat, sedikitnya ada 13 negara dari 150 negara yang pertumbuhan ekonominya di bawah 10 persen selama 100 tahun dan yang menarik hampir semua negara dalam kelompok ini berasal dari Asia.

Dari Asia Timur ada China, Hong Kong, Jepang, Korea, dan Taiwan, sedangkan dari Asia Tenggara ada Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand.

“Indonesia mulai mengejar. Kita tahu, pada tahun 1960-an, Indonesia sangat miskin namun mampu bangkit maju. Yang tidak maju menurut ukuran ini adalah Filipina karena selama lebih dari 60 tahun mengalami kemiskinan, jika dibandingkan dengan Amerika. Bangladesh dan Kamboja juga demikian,” kata Hill. (ant/bry/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Teriknya Jalan Embong Malang Beserta Kembang Tabebuya

Bunga Tabebuya Bermekaran di Merr

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Surabaya
Jumat, 1 November 2024
27o
Kurs