Jenderal Gatot Nurmantyo Panglima TNI dan Jendral Tito Karnavian Kapolri membuat kesepakatan tidak mau mengambil risiko sekecil apapun dalam menjaga keamanan negara menjelang Pilkada serentak yang akan digelar pada tahun 2017.
Pernyataan itu disampaikan setelah mengikuti rapat koordinasi dengan Joko Widodo Presiden, Pangdam, Panglima TNI, Kapolda dan perwira tinggi TNI dan Polri, Senin, 24 Oktober 2016.
“Prinsipnya TNI tidak mau mengambil risiko sekecil apapun dalam menjaga NKRI,” kata Jenderal Gatot Nurmantyo.
TNI dan Polri akan bersikap netral. Kehadiran TNI dan Polri hanya untuk mengamankan pesta demokrasi serentak di 101 daerah. Indonesia yang sudah berusia 71 tahun diharapkan sudah cukup dewasa dalam memahami demokrasi.
Secara bergantian, Panglima TNI dan Kapolri menyampaikan, demokrasi jangan diartikan sempit, boleh melakukan apa saja. Namun, demokrasi harus dikawal aturan-aturan hukum.
Keduanya juga menyampaikan masalah pungli. TNI akan mem-back up tugas Saber Pungli. TNI akan membersihkan internalnya dari pungli. Sementara Kapolri mengakui yang masih jadi perhatian masyarakat adalah pengurusan SIM dan STNK. Hal ini akan menjadi pembicaraan khusus untuk menentukan regulasi bagaiamana agar tidak menjadi sarang pungli sepertti yang dikeluhkan oleh masyarakat.(jos/iss/ipg)