Jumat, 22 November 2024

Mainan Edukatif Spectroy Latih Anak Autis

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Mainan edukatif karya mahasiswa Ubaya ini memenangi juara I pada Indisco 2016. Foto: Totok suarasurabaya.net

Peduli dengan anak-anak penyandang Autis, tim Sophrosyne dari Universitas Surabaya dengan mainan edukatif Spectroy berhasil menyabet juara pertama Industrial Design Seminar & Commpetition (Indisco) 2016 di Semarang.

Tahun 2015 diperkirakan terdapat kurang lebih 12.800 anak penyandang autisme atau 134.000 penyandang spektrum Autis di Indonesia (Sumber: https://klinikautis.com/2015/09/06/jumlah-penderita-autis-di-indonesia/).

Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah anak penyandang autisme, dan setelah sekitar tiga kali melakukan observasi di Cita Hati Bunda School, Ivon dan kawan-kawan terinspirasi untuk membuat permainan bagi anak-anak autis.

“Setelah melakukan observasi, ternyata belum ada permainan yang khusus untuk anak-anak autis, maka dari itu muncul ide untuk membuat permainan bagi anak-anak autis,” terang Ivon satu diantara anggota tim Sophrosyne.

Spectroy memiliki 3 tahap, tahap pertama adalah bermain puzzle yaitu mencocokkan bentuk dasar seperti segitiga, segi empat, hati, lingkaran dan lainnya dengan cara memasukkan bentuk-bentuk pada tiap lobang yang sudah tersedia.

Bentuk-bentuk dasar tersebut memiliki gambar bertema luar angkasa. Mencocokkan bentuk ini dapat melatih kognitif anak-anak autis yang lemah.

Tahap kedua adalah labirin, pemain diberi sarung tangan dengan magnet di ujung telunjuknya. Kemudian akan ada bola kecil berbahan metal yang diletakkan di tengah-tengah puzzle dan piringan puzzle tersebut diputar hingga bola jatuh ke labirin yang ada di bawah piringan puzzle.

Setelah itu, pemain menggiring bola dengan telunjuk dari lapisan atas labirin menuju lubang-lubang yang sudah diberi tanda. Ada dua macam warna yaitu merah yang tidak boleh dimasuki dan hijau yang bertuliskan kata-kata sopan seperti terimakasih, permisi, dll agar dapat dipelajari oleh anak-anak. Tahap labirin ini membantu melatih koordinasi tangan dan mata pada anak-anak autis.

Setelah berhasil memasukkan bola ke dalam lubang berwarna hijau, tahap berikutnya adalah pemain memperoleh spaceball dari bagian bawah Spectroy. Spaceball berisi figur-figur seperti kubus, prisma, tabung dan juga karet atau tali.

Kemudian pemain akan berkreasi membentuk suatu benda seperti rumah, kursi, dengan menggabungkan 2 benda tersebut dengan benda-benda lain di sekitarnya. Selanjutnya mereka menceritakan benda yang dibuat tersebut.

“Permainan ini dapat membantu melatih kognitif, koordinasi tangan dan mata, kreatifitas dan juga komunikasi pada anak-anak autis,” ungkap mahasiswi semester 7 tersebut.

Tim Sophrosyne dari Universitas Surabaya terdiri dari Ivon, Fransiska Felicia Nata, dan Endmart Yustitia yang seluruhnya adalah mahasiswa Ubaya (Universitas Surabaya).

Indisco 2016 sebagai kegiatan tahun ke 8, secara khusus digelar Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI), Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang.

Indisco 2016 bertema: Childrens Product dengan tagline Ethnographic and Socially Responsible Product. Dalam kompetisi kali ini, berbasis desain produk industri, dan mahasiswa dituntut untuk mengembangkan inovasi dan kreativitas dalam mendesain produk untuk anak-anak usia 6-12 tahun sebagai bagian dunia industri kreatif.(tok/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs