Pemerintah Belanda membuka kesempatan pendidikan melalui beasiswa bagi mahasiswa dan warga negara Indonesia yang ingin melanjutkan jenjang pendidikan lebih tinggi melalui StuNed.
Indy Hardono, Koordinator Tim Beasiswa Nuffic Neso Indonesia memaparkan pemberian beasiswa oleh pemerintah Belanda melalui StuNed itu, saat hadir di ruang Parlinah lantai 3 Gedung Perpustakaan Universitas Airlangga (Unair), Senin (7/11/2016).
StuNed merupakan beasiswa penuh dari pemerintah Belanda untuk program Master, Short course dan juga Tailor Made Training, khusus bagi warga negara Indonesia.
“Kriteria seleksi StuNed menitikberatkan pada faktor keunggulan (excellence) dan keterkaitan dengan area prioritas kerjasama antara dua negara yaitu Indonesia-Belanda. Memang itu yang diprioritaskan,” kata Indy Hardono.
Prioritas dalam kerangka kerjasama bilateral antara Belanda dan Indonesia, tambah Indy yaitu bidang Perdagangan Internasional, Keuangan dan Ekonomi, Transportasi, (Agro)logistic dan Infrastruktur, Keamanan dan Penegakan Hukum, serta Agro-Pangan dan Hortikultura.
Pendaftaran beasiswa StuNed untuk program master dibuka mulai Januari 2017 dan akan ditutup pada tanggal 1 April 2017, sedangkan program Short Course di tanggal 1 Oktober.
StuNed juga mengundang pihak-pihak terkait untuk bersama-sama berinvestasi dalam program ini dalam bentuk co-funding, antara lain dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika di bidang teknologi komunikasi dan informatika.
Syarat utama pendaftaran StuNed, kata Indy pelamar harus sudah memiliki unconditional Letter of Acceptance (LoA) atau surat pernyataan penerimaan dari universitas Belanda.
“Bagi semua calon pelamar yang berminat, dihimbau untuk mulai mendaftar sesegera mungkin ke universitas Belanda. Ini juga penting segera dilakukan,” ujar Indy saat ditemui suarasurabaya.net.
Sementara itu ditambahkan Margaretha S.Psi., G.Dip.Psych.,M.Sc, Deputy Head of International Office and Partnership, bahwa Unair menyambut baik acara sosialisasi seperti ini.
“Bagi yang masih mahasiswa bisa menggali informasi bagaimana mengakses program master, sedangkan bagi dosen bisa menggali informasi mencari supervisor S3,” ujar Margaretha.
Margaretha yang juga alumni Universitas Utrecht Belanda ini berharap, dosen yang berkesempatan belajar ke luar negeri nantinya dapat menularkan pengalamannya bagi almamaternya.
Beasiswa lainnya dari Belanda diantaranya adalah Beasiswa Orange Tulip Scholarship, Netherlands Fellowship Programmes, dan Holland Scholarship.
Sedangkan program beasiswa dari Pemerintah Indonesia yang dapat dimanfaatkan untuk studi di Belanda antara lain dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Beasiswa Unggulan Dosen Indonesia Dikti, Beasiswa Unggulan Kemendikbud, dan Kominfo.(tok/ipg)