Perguruan Tinggi akan mengalami penurunan wibawa jika hanya berorientasi menciptakan lulusan siap kerja. Muhammad Nasih Rektor Universitas Airlangga menegaskan, tugas utama pendidikan adalah membangun karakter. Ini menanggapi lima kebijakan yang akan dilakukan Nadiem Makarim Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI.
Kebijakan pertama prioritas pada pendidikan karakter dan pengamalan Pancasila. Kedua, pemotongan semua regulasi yang menghambat terobosan dan peningkatan investasi. Ketiga, menggerakkan sektor swasta untuk berinvestasi di sektor pendidikan. Keempat, penciptaan lapangah kerja dengan mengutamakan pendekatan pendidikan dan pelatihan vokasi yang baru dan inovatif. Serta kelima, memperkuat teknologi untuk pemerataan pendidikan.
“Sebenarnya Pak Menteri juga sudah punya konsep. Pembangunan karakter juga penting. Jadi pendidikan itu tentu yang utama adalah membangun karakter. Dengan karakter yang baik, mereka siap kerja, saya pikir itu solusi yang bagus,” ujar Nasih.
Ia mengingatkan, pendidikan tinggi tidak boleh hanya berorientasi pada penguasaan keterampilan teknis. Sebab, keterampilam ini bisa didapat di banyak tempat.
“Kalau hanya orientasinya siap kerja, ada penurunan wibawa dari lembaga perguruan tinggi. Karena perguruan tinggi bukan hanya soal kerja gak kerja, tapi gimana kita kontribusi pada peradaban umat manusia. Termasuk di dalamnya, mengembangkan teknologi, dan lain-lain,” tegasnya.
Ia mengatakan, untuk menciptakan lulusan yang tidaj hanya siap kerja, tapi menciptakan lapangan kerja, butuh kreatifitas. Hal ini dianggapnya penting untuk diusahakan di lembaga pendidikan daripada hanya sekadar keterampilan teknis.
“Ini yang agak susah. Untuk hanya siap kerja, gak perlu kretivitas, ya kan. Cukup keterampilan-keterampilan teknis. Kecuali mereka mampu kerja sendiri, mengembangkan ini-itu, kreatifitas. Menurut saya sangat-sangat penting,” pungkasnya. (bas/iss/ipg)