Sabtu, 23 November 2024

Harapkan Generasi Berkualitas, Pemkot Dampingi Ibu Hamil

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Program pendampingan calon pengantin, yang digagas Pemkot Surabaya. Foto : Denza Perdana suarasurabaya.net

Angka kematian ibu hamil di Surabaya turun, tahun lalu kematian ibu hamil sebanyak 38 kasus, hingga awal November tahun ini, kematian ibu hamil berada sebanyak 28 kasus.

Meski demikian, Febria Rachmanita Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya menyatakan hal ini perlu mendapat langkah antisipatif.

“Kematian ibu hamil mayoritas karena pendarahan saat proses persalinan. Makanya kami menggandeng sejumlah rumah sakit untuk menjalin komitmen bersama dalam hal pelayanan darah bagi ibu hamil,” ujarnya, Rabu (9/11/2016).

Teknisnya, seorang ibu hamil wajib didampingi empat pendonor dengan golongan darah yang sama. Tentunya, kualitas darah pendonor sudah melalui seleksi sehingga aman bagi ibu hamil. Para pendonor yang berminat membantu ibu hamil dapat mendaftarkan diri di 63 puskesmas di Surabaya.

“Jadi saat proses persalinan, kalau sang ibu membutuhkan darah sudah tidak perlu repot mencari sumbangan darah,” kata perempuan yang akrab disapa Fenny.

Program pendampingan ibu hamil ini masuk dalam program 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yang dilaunching hari ini. Sasaran utamanya adalah calon pengantin usia produktif.

Pemkot Surabaya yang sudah mendapat calon pengantin dari Kementerian Agama akan memfasilitasi mereka dengan pendampingan, berdasarkan kesepakatan dan tanpa paksaan.

Jangka waktu pendampingan sejak menjelang pernikahan hingga memiliki anak usia 2 tahun. Nanti, selama pendampingan mereka akan mendapat materi pengetahuan kesehatan reproduksi. Bekal persiapan fisik dan psikis untuk menghadapi perkawinan juga akan diberikan.

Saat hamil, calon ibu akan diikutkan kelas khusus. Di kelas ini, mereka akan mendapat materi bagaimana merawat kehamilan dan mengasuh anak.

“Sebelum hamil dan saat hamil, ibu akan terus dipantau kondisi kesehatannya. Caranya dengan serangkaian pemeriksaan kesehatan mulai tes HIV-AIDS, hepatitis, tokso dan sebagainya,” ujarnya.

Pascamelahirkan, ibu akan mendapat pelatihan inisiasi menyusui dini (IMD). Pemberian ASI eksklusif sampai bayi usia 6 bulan dan dilanjutkan hingga usia 2 tahun.

“Tujuan program 1.000 HPK ini, dengan konsep begiti, nantinya akan menghasilkan generasi yang lebih berkualitas,” ujarnya.

Pemkot Surabaya mulai menjalankan Program pendampingan calon pengantin sejak awal Oktober 2016. Saat ini sudah ada 315 pasangan yang mengikuti program ini secara intensif.

Untuk mensukseskan program 1.000 HPK, Dinkes berkoordinasi dengan seluruh puskesmas yang kemudian melatih para kader.

“Kader-kader inilah yang membantu pemkot turun memberikan pendampingan bagi para calon pengantin. Tanpa peran kader, kita tidak mungkin menjalankan program ini secara sukses,” kata Fenny.(den/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
29o
Kurs