Sri Mulyani Menteri Keuangan yakin, Indonesia mampu bertahan dari potensi gejolak ekonomi yang ditimbulkan usai pemilu Amerika Serikat. Menurut dia, Indonesia merupakan negara besar yang pertumbuhan ekonominya tinggi.
“Masih ada peluang dan kesempatan yang bisa diambil. Indonesia negara besar berkembang dan pertumbuhan ekonominya tinggi di dunia, termasuk India dan China,” ujarnya usai memberi orasi ilmiah di Dies Natalis ITS ke 56, Kamis (10/11/2016).
Menurut Sri Mulyani, hasil pemilu di Amerika Serikat merupakan hasil pilihan rakyat amerika, sebagai negara Indonesia harus menghormati sesuai proses demokrasi mereka.
“Presiden terpilih akan menjelaskan terkait kebijakannya baik politik, ekonomi, sosial, dan pertahanan. Sebagai negara besar, tentu apa yang dilakukan Amerika akan berpengaruh,” katanya.
Namun, kata Sri Mulyani, Indonesia cukup jauh dari sisi Amerika, karena ekonomi Indonesia perbandingannya masih dengan negara-negara di kawasan Asia.
“Kita masih tunggu kebijakan Amerika terhadap negara-negara di Asia,” ujarnya.
Menurut Sri Mulyani, Indonesia telah berupaya melakukan langkah-langkah reformasi, yang menyebabkan Indonesia lebih dikenal di dunia. Posisioning Indonesia dengan jumlah kelas menengah yang terus meningkat bisa menjadi pertahanan atas gejolak ekonomi global.
“Pengelolaan ekonomi Indonesia modern harus ditopang peranan eksport dan import yang bisa berkontribusi besar pada kesempatan kerja,” katanya.
Pemerintah Indonesia, kata dia, telah melakukan berbagai reformasi yang terintegrasi, salah satunya reformasi fiskal. Dari sisi pendapatan, pemerintah telah mereformasi perpajakan melalui kebijakan Amnesty Pajak.
“Sementara penguatan kualitas belanja, pemerintah reformasi skema subsidi agar lebih tepat sasaran. Pengurangan subsidi energi bisa dialihakan pada belanja yang lebih produktif yaitu infrastruktur dan bantuan sosial,” katanya. (bid/ipg)