Jumat, 22 November 2024

Dua Mahasiswi Ukraina Menari Batik Buka Speech Contest FEB UWKS

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Tetyana dan Anassasia keduanya mahasiswi Ukraina menari tari Batik di lomba Speech Contest FEB Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Foto: Istimewa

Tampilkan Tari Batik, dua mahasiswi Taras Shevchenco National University of Kiev, Ukraina, membuka lomba pidato Bahasa Inggris, Speech Contest FEB UWKS.

Adalah Tetyana Lytvinenko dan Anasasiia Kachan, keduanya mahasiswi Taras Shevchenco National University of Kiev, Ukraina, yang secara khusus tampil membuka lomba pidato Bahasa Inggris, Speech Contest yang digelar Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) UWKS.

Tidak hanya menjadi juri lomba tersebut, Tetyana Lytvinenko dan Anasasiia Kachan justru tampil diatas panggung menampilkan Tari Batik. Mengenakan Kebaya, kedua mahasiswi asal Ukraina itu menari dengan gemulai.

Kedua mahasiswi tanpa canggung tampil menari didepan para peserta lomba, jajaran dekanat dan dosen FEB di ruang Penataran Bangsal Pancasila kampus Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) Dukuh Kupang Surabaya.

“Senang sekali. Responnya luar biasa,” ujar Tetyana usai tampil. Pernyataan senada juga disampaikan tidka jauh berbeda juga dismapaikan Anasasiia Kachan yang menjadi partner menari Tetyana, Jumat (6/12/2019).

Sejatinya, kedua mahasiswi asal Ukraina ini adalah penerima beasiswa dari Pemerintah Republik Indonesia yang sedang belajar Bahasa, Sastra dan Budaya di kampus Universitas Negeri Semarang.

Keduanya sengaja diundang menjadi tamu di lomba pidato Bahasa Inggris FEB UWKS karena sebelumnya keduanya memang pernah belajar Bahasa Indonesia oleh satu diantara dosen FEB UWKS, Rica Wuryaningrum selama empat bulan di Ukraina.

Tetyana mengakui bahwa bersama Anasasiia adalah mahasiswa yang selama dua tahun belajar Bahasa, Sastra dan Budaya Indonesia di kampusnya di Ukraina. Selama belajar itu, Tetyana mengaku sangat mencintai dan tidak salah mengambil jurusan. Bahkan kini dia bisa lebih mengenal semua hal tentang Indonesia dengan lebih baik.

“Di Ukraina sudah belajar tarian Indonesia juga. Tari Batik belajar di Unnes selama tiga bulan. Seru juga walau sulit. Terutama gerakan tangan. Menari tarian Indonesia itu harus lebih luwes gerakan tangannya kalau tarian Ukraina lebih cepat gerakannya,” terang Tetyana yang lancar berbahasa Indonesia.

Mereka mengaku jatuh cinta dengan Indonesia, walau sebelumnya tidak mengenal sama sekali Indonesia apalagi budaya dan sastranya.

Sementara itu disampaikan Gimanto Gunawan Dekan FEB UWKS, bahwa kedatangan dua mahasiswi asal Ukraina di kampus UWKS sebagai bagian dari proses pembelajaran tentang Indonesia melalui budaya.

“Keduanya belajar tentang budaya, bahasa dan sastra Indonesia, sementara UWKS adalah kampus budaya. Jadi klop untuk saling mengenal lebih jauh,” papar Gimanto.

Selain itu, tambah Gimanto bahwa pihaknya ingin memberikan sesuatu bagi mahasiswanya untuk bisa berprestasi di tingkat global tanpa meninggalkan akar budaya Indonesia yang sudah dimiliki para mahasiswanya.

“Orang luar belajar budaya, bahasa dan sastra Indonesia, masak kita sendiri melupakannya. Jadi akar budaya itu harus tetap dipegang setinggi apapun prestasi yang mampu kita raih,” pungkas Gimanto.

Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) direkomendasikan Kemenrlstekdiktl menjadl kampus budaya. Oleh karenanya, UWKS berkomitmen agar Iulusannya menjadi pribadi yang berwawasan global namun tetap melestarlkan budaya Indonesia.(tok/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs