Perjalanan untuk mengenali diri sebagai sosok perempuan Jawa, yang di dalamnya sarat dengan berbagai aturan, ketentuan serta pemahaman atas esensi kehidupan yang selaras. Tentu tidak mudah, dan dipenuhi beragam kerumitan.
Belum lagi hujatan atas keteguhan bahkan kesabaran perempuan pada umumnya tentu dipertanyakan. Keikhlasan lakunya adalah pertaruhan bagi perjalanan hidupnya yang belum tentu terang benderang di depan sana.
“Ini adalah tentang perempuan Jawa yang punya berbagai aturan mengikat pada dirinya sendiri. Ini sebuah perjalanan batin. Menembus syariat batiniah untuk menembus kesucian hati. Perempuan Jawa,” ujar Heri Lentho pada suarasurabaya.net, Sabtu (12/11/2016).
Heri Lentho tidak hanya menampilkan Centini Bungkus, sebuah pentas perkusi Ramayana juga dihadirkan melengkapi pertunjukannya. “Selain Centini Bungkus kami juga tampilkan perkusi Ramayana. Tentang kesetiaan Dewi Sinta kepada Rama,” ujar Heri Lentho.
Pada pementasannya di Surabaya kali ini, Heri Lentho sengaja menampilkannya dua kali. “Yang pertama kami tujukan pada para pelajar dan remaja untuk mengenali tari tradisional, serta olah gerak yang juga jadi bagian dari tari itu sendiri,” kata Heri Lentho.
Sedangkan pertunjukan kedua digelar pukul 19.00 WIB, dan ditujukan untuk masyarakat umum. “Monggo silahkan hadir untuk menyaksikan pertunjukan ini di Balai Budaya Surabaya,” kata Heri Lentho yang berencana membawa karyanya ini keliling sejumlah kota besar di Indonesia.(tok/ipg)