Demonstran di seluruh penjuru Amerika Serikat membanjiri jalan di kota-kota negeri ini pada hari kelima unjuk rasa Minggu (13/11/2016) waktu setempat. Unjuk rasa ini memprotes Donald Trump sebagai Presiden terpilih. Sementara itu, Manajer Kampanye Trump meminta Presiden Barack Obama dan Hillary Clinton mesti mendukung transisi damai kekuasaan.
Dilansir dariAntara, unjuk rasa berlangsung di Kota New York dan Oakland, California. Sejak hasil Pemilu diketahui, ribuan orang turun ke jalan di berbagai kota di AS demi menolak Trump yang menang dalam suara elektoral, tetapi kalah pada jumlah suara pemilih.
Para demonstran yang sebagian besar berlangsung damai itu mengecam janji kampanye Trump untuk membatasi imigrasi dan mendata warga muslim, selain tuduhan pelecehan seksual oleh bekas bintang reality-show itu. Beberapa orang ditangkap, sedangkan beberapa polisi cedera.
Dengan meneriakkan “bukan presiden saya” dan “ganti kebencian dengan cinta”, orang-orang berunjuk rasa di New York, Los Angeles, Chicago dan negara bagian lainnya, dengan menyebut Trump mengancam hak sipil dan HAM mereka.
Menurut Reuters, kelompok-kelompok hak sipil telah memonitor kekerasan terhadap kaum minoritas AS sejak Trump menang dengan mengutipkan laporan serangan terhadap wanita-wanita berjilbab, grafiti rasis dan mem-bully anak-anak imigran. Mereka menyeru Trump untuk mengecam serangan rasis itu.
Kellyanne Conway Manajer Kampanye Trump berkata kepada Fox News, dia yakin para demonstran adalah orang-orang profesional bayaran, kendati dia tidak memiliki bukti untuk tuduhannya ini. Sebaliknya Paul Ryan Ketua DPR yang juga orang Republik berkata kepada CNN, unjuk rasa dilindungi oleh Amandemen Pertama sepanjang berjalan damai.
Sementara itu, baik Obama maupun Hillary tidak menyerukan demonstrasi diakhiri. Namun Hillary berkata di New York bahwa “Donald Trump akan menjadi presiden kita. Kita mesti berbesar hati untuk dia dan peluang untuk memimpin”. (ant/tit)