
Puluhan massa dari Jaringan Masyarakat Peduli Kebhinekaan Jawa Timur menggelar aksi damai memperingati Hari Toleransi Internasional yang jatuh pada 16 November kemarin.
Mereka menggelar aksi damai dengan berorasi di Traffic Light Jl. Polisi Istimewa. Selain berorasi, mereka juga membagi bunga kepada pengguna jalan dan menggelar tanda tangan petisi komitmen mempertahankan toleransi di NKRI.
Zen Haq Koordinator Aksi Jaringan Masyarakat Peduli Kebhinekaan Jawa Timur mengatakan, aksi ini untuk mendesak komitmen negara untuk menghormati, melindungi dan memenuhi hak-hak kebebasan segenap warga negara untuk beragama, berkeyakinan, dan menjalankan ibadah.
“Aksi ini diikuti komunitas lintas iman. Kami berkomitmen terus merawat tradisi toleransi yang sudah baik di Jawa Timur,” ujarnya di sela aksi damai, Kamis (17/11/2016).
Sementara, Pendeta Simon Filantropa Ketua Persekutuan Gereja Jawa Timur mengatakan, toleransi di Jawa Timur jika dipresentasikan mencapai 80 persen.
“Jawa Timur sudah cukup belajar dari peristiwa pengrusakan tempat ibadah tahun 1996 di Sidotopo Surabaya dan Situbondo. Kemudian, Bom Natal di Mojokerto yang korbannya Banser di Mojokerto tahun 2000,” ujarnya.
Selama 16-20 tahun ini, Jatim sudah belajar banyak dengan rintangan tegaknya toleransi. Modal perjuangan mentradisikan toleransi ini harus dirawat untuk menjaga keutuhan NKRI.
“Jawa Timur harus menjadi contoh betapa rasa saling menghormati antar agama sudah terjalin baik. Indonesia harus mencontoh tradisi toleransi dari Jawa Timur,” katanya.
Aksi yang berlangsung sejak pukul 10.30 WIB berlangsung tertib. Aparat kepolisian dari Polsek Tegalsari ikut mengamankan aksi dan mengatur lalu lintas di Traffic Light Jl Polisi Istimewa ini. (bid/dwi/ipg)