Pembangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Dukuh Menanggal dan Keputih, masuk tahap akhir. Proyek dengan anggaran Kementerian PU dan Perumahan Rakyat (PUPR) itu targetnya tuntas pada akhir Desember 2016.
Agus Supriyo Kabid Pemanfaatan Bangunan Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah (DPBT) Surabaya mengatakan, konsep rusun Dukuh Menanggal dan Keputih agak berbeda dibandingkan rusunawa lain.
Kedua rusunawa baru ini memiliki area khusus menjemur pakaian. Tujuannya, agar penghuni tidak menjemur pakaian sembarangan. Sehingga rusun akan terlihat rapi.
Agus mengatakan, area jemuran ini dapat dijumpai di setiap sudut tower di masing-masing empat area per lantai. “Kami berharap, kalau semakin rapi, citra rusunawa lebih baik di mata masyarakat,” ujarnya, Kamis (17/11/2016).
Rusunawa Dukuh Menanggal memiliki model satu tower setinggi lima lantai. Dibangun di atas lahan Pemkot Surabaya seluas 1,18 hektare, ada 114 unit rumah bertipe 24. Saat ini, pembangunan rusunawa ini mencapai 83 persen.
Sementara, rusunawa di Keputih terdiri dari dua bangunan. Rusunawa Keputih I dan Keputih II. Keputih I dibangun empat lantai yang terdiri dari 50 unit tempat tinggal tipe 36.
Sedangkan Keputih II, tidak jauh berbeda. Hanya saja, bangunan ini terdiri dari lima lantai dengan total 66 unit tempat tinggal. “Progress Rusunawa Keputih sekarang kurang lebih 75 persen,” kata Agus.
Pengelolaan kedua rusunawa ini, setelah tuntas pembangunannya, berada di bawah kewenangan Pemkot Surabaya. Pemkot akan melakukan pendataan penghuni, pemberian kunci, dan sebagainya.
Hanya saja, pengelolaan ini tidak otomatis tidak menjadikan Pemoot memiliki hak milik atas rusunawa itu. Kepemilikan tetap berada pada Kementerian PUPR.
“Nanti dihibahkan ke pemkot setelah melewati mekanisme sesuai aturan. Pengelolaan ini supaya penghuni bisa segera masuk rusun saja,” ujarnya.
DPBT Surabaya mencatat, sampai hari ini sudah ada 4.960 pemohon yang mengajukan diri tinggal di kedua rusunawa itu. Sebanyak 3.670 pemohon dinyatakan memenuhi syarat.
Adapun beberapa persyaratan tinggal di rusun yang dikelola pemkot antara lain ber-KTP Surabaya, menyerahkan surat pernyataan tidak memiliki rumah, dan tergolong masyarakat berpenghasilan rendah.
Agus mengatakan, dari ribuan pemohon itu akan ada skala prioritas. Pemkot Surabaya mendahulukan warga yang telah menjalani relokasi dari stren kali.
Selebihnya, pemohon akan masuk waiting list sembari menunggu rusunawa baru selesai dibangun.
Agus mengatakan, pemkot akan terus mengusulkan pembangunan rusun baru kepada Kementerian PUPR. Beberapa bahkan telah masuk dalam alokasi anggaran APBD 2017.(den/dwi)