Berkas Kasusnya Masuk Pengadilan Tipikor, Dahlan Iskan Absen di Kejaksaan

Penyidik Kejaksaan Tinggi Jawa Timur mengaku bekerja cepat dalam menangani kasus pelepasan aset PT Panca Wira Usaha (PWU) yang menjerat Dahlan Iskan. Pemeriksaan dan pemberkasan dilakukan setiap hari, tidak mengenal waktu hingga larut malam.

Pemeriksaan dilakukan secara marathon karena kasus ini menjadi atensi masyarakat dan pucuk pimpinan.

“Pada Jumat lalu berkas perkara korupsi atas nama Dahlan Iskan sudah dilimpahkan di Pengadilan Tipikor Surabaya. Sekarang ini tinggal menunggu kapan jadwal akan dilakukan persidangan,” kata Achmad Fauzi, jaksa dari Kejaksaan Tinggi Jawa Timur, Senin (21/11/2016).

Sementara, hari ini, Dahlan Iskan absen atau tidak bisa hadir untuk wajib lapor terkait statusnya sebagai tahanan kota.

Indra Priangkasa, salah satu kuasa hukum Dahlan Iskan membenarkan, kliennya memang tidak bisa datang memenuhi kewajibannya karena sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Graha Amerta, Surabaya.

“Sudah sekitar 2-3 hari, dirawat di rumah sakit Graha Amerta,” kata Indra Priangkasa.

Menurut dia, Dahlan Iskan menjalani perawatan rutin karena mempunyai penyakit yang berpotensi tidak bisa sembuh (transpalansi hati).

“Setiap dua jam harus minum obat. Kemudian dua jam selanjutnya itu obatnya berbeda, dan itu harus tepat. Dokternya sendiri juga harus ditangani dokter pribadi,” ujar Indra.

Perlu diketahui, penyidik Tindak Pidana Khusus (Pidsus) Kejaksaan Tinggi Jawa Timur menetapkan Dahlan Iskan sebagai tersangka pada Kamis (27/10/2016).

Penyidik menganggap Dahlan Iskan yang saat itu menjabat sebagai Direktur Utama, mengetahui dan menyetujui pelepasan aset PT Panca Wira Usaha berupa tanah dan bangunan di Kediri dan Tulungagung, milik BUMD Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Selain Dahlan Iskan, penyidik Kejati juga sudah menetapkan Wisnu Wardhana mantan Ketua DPRD Kota Surabaya sebagai tersangka. Saat terjadi pelepasan aset, WW menjabat sebagai Kepala Biro Aset PT PWU. (bry/iss/ipg)