Sabtu, 23 November 2024

Menengok Kesibukan Banyuwangi di Akhir Tahun

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Errol Jonathans Dirut Suara Surabaya Media disambut para tokoh Suku Using (Osing) dengan mengikatkan udeng, saat tiba di Kampung Osing, Kemiren, Banyuwangi. Rabu (23/11/2016). Foto : Taufik suarasurabaya.net

Tim Suara Surabaya (SS) Media telah melakukan kunjungan profesional ke Kabupaten Banyuwangi. Dua hari satu malam, 31 orang ini melihat dari dekat tanah Blambangan itu.

Hari pertama, Selasa (22/11/2016) sekitar pukul 05.00 WIB turun dari kereta, tim Suara Surabaya langsung meluncur menuju Pantai Boom. Di pantai itu, mereka disambut oleh BKSDA Wilayah V Banyuwangi, PT. Pelindo III dan komunitas Banyuwangi Sea Turtle Foundation (BSTF).

Tim SS diajak BSTF untuk mengenal dari dekat Habitat penyu yang ada di Boom. Mereka juga diajak melepas tukik (anak penyu) ke habitatnya Pantai Boom.

Setelah bersama-sama belajar tentang penyu, tim SS diajak berdiskusi dengan PT Pelindo III Cabang Tanjungwangi. Diskusi berjalan hangat seputar pengembangan PT Pelindo III di Banyuwangi dengan memoles kawasan Pantai Boom menjadi wisata Marina berkelas internasional.

“Boom Marina Banyuwangi ini akan menjadi destinasi wisata bahari yang terintegrasi antara Banyuwangi, Bali, dan Labuan Bajo. Nilai investasinya ditaksir Rp720 miliar, dengan luas tanah 48,5 hektare,” ujar Nurilma Septanti Supervisor Marketing PPI untuk pengembangan Boom Marina Banyuwangi.

Usai sharing dan diskusi, Tim SS kemudian dibawa langsung ke titik-titik pengembangan Pantai Boom yang tengah dikerjakan oleh PT Pelindo Properti Indonesia anak perusahaannya PT. Pelindo III ini.

Hingga pukul 11.00 WIB, eksplorasi di Pantai Boom selesai. Setelah makan dan mandi di hotel, tim SS kembali melakukan perjalanan. Pukul 13.00 WIB tim SS disambut Abdullah Azwar Anas Bupati Banyuwangi di Pendopo Sabha Swagata Blambangan.

Sebelum duduk di tempat perjamuan, tim SS berkesempatan melihat bungker di samping pendopo yang telah dimodifikasi menjadi kamar-kamar yang berkelas hotel. Kamar-kamar di bungker itu, biasanya untuk tempat istirahat pejabat pusat yang tengah berkunjung ke Banyuwangi.

Di Pendopo yang berhias lampu dan taman yang indah itu, Errol Jonathans Direktur Utama Suara Surabaya Media memaparkan tujuan kunjungan profesional ke Kabupaten Banyuwangi. Menurut Errol, SS ingin mengetahui lebih dekat dan nyata tentang perkembangan Banyuwangi.

“Kami datang bersama seperempat tim SS Media, untuk mencari tahu lebih dekat tentang Banyuwangi dan pertumbuhannya. Tentunya bagaimana cara pemimpinnya mengelola,” ujarnya, Selasa (22/11/2016) sore.

Sementara Abdulllah Azwar Anas Bupati Banyuwangi memaparkan jika saat ini tengah fokus reformasi birokrasi hingga di tingkat desa. Pelayanan publik dan pengelolaan keuangan ini harus dikuatkan sebagai sistem yang cepat, akuntabel dan tidak menyusahkan rakyat.

“Kami sedang berbenah. Tanpa reformasi birokrasi kami dehidrasi dalam melakukan perjalanan panjang ini. Saya ingin Banyuwangi tidak hanya dikenal dengan daerah wisatanya saja, tapi juga sistem birokrasinya yang bisa jadi contoh,” katanya.

Menurut Anas, dengan kesiapan reformasi birokrasi, tentu akan semakin memudahkan pengelolaan pendapatan pemerintah setempat yang mayoritas dari jasa pariwisata. “Sistem birokrasi yang akuntabel menjadi tulang punggung pengelolaan pariwisata di Banyuwangi,” katanya.

Setelah diskusi dan makan bersama Bupati sekitar 2 jam, tim kemudian melihat dari dekat di lounge Pemkab Banyuwangi yang terkenal canggih dan tertata rapi. Di sana, tim SS bisa melihat tak seperti sebuah kantor pemerintahan tapi seperti lounge hotel. Selain perangkat komputer yang canggih, juga ada makanan ringan dan desainnya amat berkelas.

Dari kantor itu, para kepala dinas bisa melihat seluruh wilayah Banyuwangi dengan monitor CCTV. Selain itu, segala keperluan branding destinasi wisata juga ada di situ.

“Pengawasan berbasis IT mempercepat kami melakukan tindakan,” kata M Yanuarto Bramuda Kepala Dinas Pariwisata Banyuwangi.

Setelah melihat dari dekat cara kerja Pemkab Banyuwangi, lalu di hari kedua Rabu (23/11/2016) tim SS melanjutkan perjalanan melihat langsung wisata mulai dari kota hingga di desa adat.

Di Pantai Solong, tim SS dikenalkan konsep wisata Villa Solong. Sebuah Villa berkonsep tradisional Osing yang berada di pinggir pantai. Empat Villa yang sudah jadi, berjajar menghadap ke pantai.

Villa Solong ini memang dikelola oleh swasta tapi atas dorongan dari Pemkab Banyuwangi. Harganya relatif murah, hanya dengan Rp1 juta permalam, para wisatawan bisa menikmati suasana villa nyaman dengan view Pantai Solong. Villa ini muat sekitar 4 orang, cocok untuk liburan keluarga.

Puas di Villa Solong, tim SS kemudian bergegas ke wisata tradisi atau budaya. Berada di Desa Kemiren, tim SS disambut masyarakat Adat Osing dengan tarian Barong dan Gandrung. Di tempat yang benar-benar alami ini, tim SS larut dengan suasana pedesaan yang eksotik.

Di Kampung Adat Osing Kemiren ini, tim SS larut dengan cerita tradisi melestarikan budaya tari dan kearifan lokal kampung yang masih dijaga di tengah pembangunan modern. Tim SS juga larut diajak menari para penari Gandrung di sana. Selain seni tari, tim SS juga dijamu dengan makanan tradisional, kopi cangkir, kacang rebus, lepet dan ketan buntel.

Sebelum beranjak dari kampung, tim SS diajak makan bersama Pecel Pitek (pecel ayam kampung). Dibungkus daun pisang, Pecel Pitek lebih mirip dengan nasi urap. Karena ada sayur, sambal kelapa, dan ayam panggang. Tapi, rasanya lebih beda karena ada manis dan ayamnya cukup keset.

Makan siang ini benar-benar Istimewa, tim SS diajak kembali ke jaman kerajaan dengan makan dan minum dengan alat seadanya.

Beranjak dari Kemiren, perjalanan tim dilanjutkan ke penangkaran penyu dan berakhir di Pantai Satu Dodol. Di pantai yang masih dalam pembenahan Pemkab ini, diutamakan wisata bawah laut yang ditawarkan wisatawan.

Dengan snorkeling, para wisatawan bisa melihat keindahan karang dan ikan hias yang beraneka warna dan jenis. Titik snorkeling juga tidak perlu jauhbke tengah pantai, karena memang ada spot tertentu yang telah dirawat oleh nelayan lokal bersama pemerintah.

Dari kunjungan dua hari satu malam itu, tim SS bisa melihat dari dekat pertumbuhan ekonomi, sosial dan pembangunan di Banyuwangi. Apa yang selama ini diceritakan Bupati Tetang Banyuwangi ternyata tidak meleset jauh.

Kunjungan tim SS diakhir dengan membeli souvernir khas Banyuwangi. Di toko kaos dan oleh-oleh bernama Osing Deles, tim SS mendapatkan berbagai oleh-oleh mulai dari kaos, handycraf dan makanan ringan.

Itulah Banyuwangi, di akhir tahun ini kesibukan Kabupaten itu mulai padat. Sejak awal November kemarin, sebanyak 78 hotel di Banyuwangi penuh dipesan wisatawan hingga tahun baru nanti. Ada 53 Festival digelar dan bisa dinikmati gratis oleh wisatawan baik luar negeri maupun domestik.

“53 festival, itu artinya hampir setiap Minggu kami ada festival. Ini strategi menahan lebih lama para wisatawan untuk tinggal,” kata M Yanuarto Bramuda Kepala Dinas Pariwisata Banyuwangi. (bid/ipg)

Teks Foto:
1. Melepas tukik di Pantai Boom.
2. Di Pendopo Kabupaten Banyuwangi, Errol Jonathans Dirut SS Media memberikan paparan tujuan kunjungan profesional.
3. Errol Jonathans Dirut SS Media diajak menari Gandrung Banyuwangi di Desa Adat Osing Kemiren.
Foto: Abidin suarasurabaya.net

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
35o
Kurs