Sabtu, 23 November 2024

Tanah di Tropodo Perlu Remediasi Agar Segera Aman dari Dioksin

Laporan oleh Agung Hari Baskoro
Bagikan
Asap dari cerobong asap pabrik tahu di Desa Tropodo, Kabupaten Sidoarjo, Selasa (19/11/2019). Foto: Dok./Baskoro suarasurabaya.net

Tanah di Desa Tropodo, Kabupaten Sidoarjo perlu mendapatkan remediasi (kegiatan pembersihan tanah yang tercemar) agar segera aman dari zat berbahaya dioksin.

Prof. Sarwoko Mangkoedihardjo Ahli Teknologi Lingkungan ITS mengatakan, jika tidak mendapatkan remediasi, warga harus menunggu selama 50 tahun sampai tanah di desa itu terbebas dari dioskin secara alami.

“Dengan proses alamiah, segitu. Tapi 50 tahun itu bisa dipercepat dengan kombinasi tadi (remediasi, red), itu percepatannya meningkatkan antara 10-20 kali lipat. Jadi kalau 50 tahun, dibagi 20. Sekitar 2-3 tahun. Fungsi teknologi remediasi itu untuk mempercepat proses alam. Cukup panjang waktunya kalau dibiarkan ke alam seperti itu,” ujar Prof. Sarwoko ketika ditemui di Departemen Teknik Lingkungan ITS, Surabaya pada Kamis (28/11/2019).

Prof. Sarwoko menjelaskan, ada tiga kombinasi cara yang bisa dilakukan dalam remediasi, yaitu proses fisik kimia, mikrobiologis, dan fitoremediasi.

“Fisik, kita taburi (tanah, red) dengan kompos, zat organik. Agar dioksin attach ke zat organik. Tidak lepas kemana-mana. Jadi dibuat menjadi immobile, tidak bergerak kemana-mana. Kompos itu kan merupakan sumber karbon, kalau ada sumber karbon, bakteri tanah bisa aktif. Nah itu bisa ikut memberikan sumbangan lepasan dioksin. Meskipun panjang prosesnya, tapi ada sumbangannya. Dalam istilah teknis ini bioremediasi,” jelasnya.

“Kedua, menggaruk, membajak tanah, tentu kita harus lihat lapangannya, cari yang mudah. Agar oksigen bisa masuk, kalau masuk, respirasi bisa jalan. Ini untuk memproses biologis terharap dioksin. Secara kimawi, dengan jasa makhluk hidup tanah. Dengan memberikan nutrisi. Nitrogen, fospor, agar aktif. Ditaburi pupuk. Kalau tanah itu luas, usahakan tanami rumput. Apapun. Tapi jangan rumput yang dimakan. Kenapa, karena ini rantai makanan, misal bayam, kalau dimakan itu nanti jadi rantai makanan untuk penyebaran dioksin,” lanjutnya.

Ia menegaskan, tiga metode ini harus dilakukan secara bersamaan agar tanah di Desa Tropodo bisa terbebas dari dioksin dalam waktu 2-3 tahun saja. “Bersamaan. Tidak ada metologi yang cuman single method,” tegasnya.

Hingga saat ini, belum ada statemen dari pemerintah yang menyatakan akan melakukan remediasi pada tanah di Desa tropodo, Kabupaten Jawa Timur pasca Saiful Illah Bupati Sidoarjo mengeluarkan sikap melarang penggunaan limbah plastik impor sebagai bahan bakar industri Tahu di desa itu pada Selasa (26/11/2019). (bas/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs