Selasa, 26 November 2024

Pelabuhan Benoa Akan Ditata Ulang agar Jadi Kawasan Kelas Dunia

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Erick Thohir Menteri BUMN saat memberikan masukan dan arahan tentang penataan kawasan Pelabuhan Benoa. Foto: Istimewa

Penataan Pelabuhan Benoa, Bali, terus digeber penyelesaiannya untuk menjadi pelabuhan cruise yang akan menjadi kawasan wisata berkelas dunia. Titik terang tersebut makin nyata segera terlaksana setelah Erick Thohir Menteri BUMN, I Wayan Koster Gubernur Bali, dan Doso Agung Direktur Utama Pelindo III, mendatangi kawasan pengembangan Pelabuhan Benoa, Kamis (28/11/2019).

Perusahaan milik negara tersebut mendapatkan tugas menantang, yakni mendongkrak kedatangan wisatawan mancanegara melalui laut, yang langsung terkoneksi dengan pengembangan ekonomi masyarakat Bali yang sebagian besar berada di sektor pariwisata..

Dalam kunjungan tersebut, Erick memberikan masukan dan arahan pengembangan Pelabuhan Benoa, khususnya penataan kawasan. Ia juga sangat berharap, dengan pengembangan ini, Pelabuhan Benoa akan menjadi “Turn Around Port”. Dengan demikian, penyelesaian pembangunan kawasan pelabuhan yang dikombinasikan dengan keramahtamahan pengelolaan wisata khas Bali akan meningkatkan kunjungan wisatawan melalui jalur laut.

“Saya berharap wisata di Bali bisa menjadi kelas dunia, wisatawan terus bertambah dan Gubernur Bali menyatakan mendukung penuh pengembangan Pelabuhan Benoa menjadi pelabuhan cruise,” ujar Erick.

“Sekarang kunjungan kapal cruise sebanyak 90 unit kapal per tahun. Diharapkan nanti setiap hari ada satu unit kapal cruise bersandar di pelabuhan ini. Karena itu, wilayah di Benoa ini akan ditata ulang oleh Pelindo III secara menyeluruh,” ujarnya berdasarkan rilis yang diterima suarasurabaya.net.

Ia juga menyetujui pemindahan pusat perikanan ke bagian belakang. Dengan penataan seperti itu, sebagaimana dibuat di Jepang dan Korea, wisata kuliner laut akan dapat didongkrak lebih maksimal.

Doso Agung juga menyampaikan bahwa Pelindo III akan segera mematangkan rencana penataan tersebut agar dapat terintegrasi dengan ekosistem Pelabuhan hingga 10 tahun ke depan, dan dalam perjalanannya juga telah mendapatkan dukungan dari Pemerintah Provinsi Bali melalui Gubernur Bali.

“Semua desain penataan Pelabuhan Benoa sudah disusun bersama Gubernur Bali dan pada akhirnya disepakati desain pelabuhan yang ramah lingkungan. Dari total 70 hektar wilayah dumping 1 dan dumping 2 , sebagian besar atau sekitar 51 persen diperuntukkan sebagai hutan kota. Hutan ini sekaligus menjaga ekosistem Pelabuhan Benoa tetap terjaga, dan nantinya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar dan turis kapal cruise untuk berjalan-jalan atau jogging, dan kegiatan lainnya,” ujar Doso.

“Sesuai masukan dari Menteri BUMN dan Gubernur Bali, kami akan menata kembali lokasi eksisting Pelabuhan Benoa, seperti pemindahan area perikanan ke zona perikanan di wilayah dumping 1 yang baru, dan untuk kegiatan curah kering, gas, dan peti kemas juga dijadikan satu di wilayah dumping 2. Pemindahan ini dimaksudkan supaya tidak mengganggu pemandangan para turis saat turun dari kapal cruise,” pungkas Doso.

Di sela-sela kunjungannya, Erick menyempatkan diri menyapa wisatawan kapal cruise MV Carnival Splendor yang sedang berlabuh di Pelabuhan Benoa. Pada saat kunjungan tersebut, Pelabuhan Benoa sedang dikunjungi kapal cruise berbendera Panama dengan membawa penumpang sebanyak 2.200 orang dan crew 1.150 orang. Kapal tersebut memiliki panjang Length of All (LOA) 290 meter dan selanjutnya akan melanjutkan perjalanan ke Australia dari pelabuhan Benoa.

Total dalam sekali kedatangan kapal cruise seperti Carnival Splendor ini, ada lebih dari 3.000 orang asing masuk menikmati sajian wisata Bali. Jumlah tersebut setara dengan 10-15 kali penerbangan yang datang dari luar negeri.(tin/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Selasa, 26 November 2024
27o
Kurs