Surabaya menjadi kota terbaik kedua dalam Indeks Pariwisata Indonesia (IPI) oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar) yang mengacu pada Travel and Tourism Competitive Index.
Surabaya mendapatkan skor 3,74 dalam IPI setelah Kota Denpasar, Bali, dengan skor tertinggi 4,12. Sedangkan di peringkat ketiga, Kota Batam mendapat skor 3,73.
Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya mengaku tidak menyangka Surabaya bisa menduduki peringkat kedua dalam IPI.
“Dapat peringkat kedua itu saja saya kaget. Bagaimana Bandung, bagaimana Yogyakarta. Saya sadar kita ini tidak punya apa-apa,” ujarnya usai menghadiri Rapat Koordinasi dengan Menko Maritim di Balai Kota, Selasa (6/12/2016).
Risma mengatakan, indeks pariwisata itu menunjukkan hasil survei bahwa pembangunan infrastruktur di Surabaya tertinggi di antara kota lainnya.
“Katanya sih, infrastruktur kita terbaik. Juga kebersihannya. Juga dari sisi keteraturan kota,” katanya.
Secara umum, menurut Risma, wisatawan yang berkunjung ke Surabaya mengaku nyaman berada di Kota Pahlawan. Dia menyadari, Surabaya tidak memiliki destinasi pemandangan alam seperti kota lainnya.
Namun ke depan, Surabaya yang mengandalkan Meeting, Incentive, Converence, and Exhibition (MICE) sebagai produk wisata unggulan, dia harapkan memiliki daya tarik lebih dalam hal pariwisata.
Tahun depan, Surabaya akan mengembangkan wisata keluarga di destinasi yang sudah ada. Yakni wisata pantai Kenjeran dan wisata alam hutan mangrove di daerah Wonorejo.
Daya tarik baru yang akan dikerjakan adalah cable car (kereta gantung) di Kenjeran. “Kalau kita tidak punya daya tarik lainnya, bagaimana wisatawan mau berlama-lama di sini. Cable car InsyaAllah tahun depan sudah mulai,” katanya.
Kereta gantung yang rencananya akan terintegrasi dengan Jembatan Surabaya di Taman Hiburan Pantai (THP) Kenjeran, kata Risma, dibangun dengan modal swasta.
Pemkot Surabaya, seperti biasa, akan menyiapkan lahan dan fasilitas pendukung wisata baru di Surabaya ini. “Ada swasta yang bangun, bukan kami. Kami ada bagiannya sendiri,” ujarnya.
Pantai Kenjeran ke depan akan terintegrasi sebagai wisata keluarga. Di lokasi itu terdapat Kampung Nelayan, Jembatan Surabaya, Sentra Ikan Bulak dan Taman yang dilengkapi Patung Suro dan Boyo.
“Patung itu mestinya tahun ini sudah jadi. Tapi kayaknya yang bikin itu bagus, jadi detail sekali. Makanya minta waktu tambahan,” ujarnya.
Tidak hanya Wisata Pantai Kenjeran, Risma juga berencana memperbaiki wisata hutan mangrove di Wonorejo. Dia mengungkapkan, awalnya dia ingin keberadaan kereta gantung itu di mangrove Wonorejo.
“Saya akan coba garap secara detail untuk mangrove. Sementara cable car itu untuk di pantai Surabaya dulu,” ujarnya.
Perlu diketahui, dalam Indeks Pariwisata Indonesia yang dikerjakan oleh Kemenpar yang bekerjasama dengan litbang salah satu media nasional di Indonesia itu, Surabaya mendapatkan penilaian yang mumpuni dalam beberapa hal.
Pertama, dalam hal lingkungan bisnis pendukung mengingat Surabaya sebagai Kota Perdagangan. Selain itu infrastruktur memang menjadi modal kuat Surabaya dalam peta industri pariwisata nasional.(den/ipg)