Sabtu, 23 November 2024

Jadi Sensei di Umur 19 Tahun, Jasmine Michella Akan Menulis Buku Karate

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Setelah jadi Sensei di umur 19 tahun, Jasmine Michella mahasiswa Fakutas Hukum Universitas Narotama Surabaya berencana nulis buku. Foto: Istimewa

Jasmine Michella mahasiswi Universitas Narotama Surabaya, menjadi Sensei di umur 19 tahun, selanjutnya berkeinginan menulis buku tentang olah raga khususnya bela diri karate.

Menekuni Karate sejak 7 tahun terakhir, Jasmine Michella mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Narotama Surabaya, akhirnya menjadi Sensei atau pemegang sabuk hitam Dan 4, yang seharusnya ditempuh sekurangnya 4 tahun.

“Selama 1 tahun terakhir ini, masih Dan 3 dan seharusnya kenaikan dari Dan 3 ke Dan 4 butuh waktu 4 tahun. Tapi karena aktif menjadi pelatih selama 1 tahun ini, jadi awal bulan Oktober kemarin para pelatih menyertakan ujian kenaikan,” terang Jasmine Michella yang lahir 17 Juni 2000 itu.

Ujian kenaikan sabuk tersebut dijalani Jasmine dengan serius namun santai karena Jasmine lebih fokus pada keinginannya untuk terus menerus belajar dalam rangka menambah pengetahuan atau menambah ilmu.

“Tidak ada target khusus untuk jadi Sensei atau bisa Dan 4 pada waktu secepat ini. Sebelumnya pengen lebih fokus menambah ilmu agar semakin banyak pengetahuan dan secara perlahan bisa menyesuaikan diri dengan dewan guru,” tambah Jasmine yang saat ini juga menjabat asisten dewan guru tersebut.

Untuk naik ke Dan 4, Jasmine harus membuat makalah di bidang yang digeluti dengan kajian utama atau fokus pada: fleksibilitas. Dan makalah berisi 74 halaman yang ditulis Jasmine ternyata mendapat pujian dari para dewan guru oleh karena dinilai detil sekaligus rapi.

“Mereka cukup kaget, karena semester 3 tetapi mampu mengerjakan makalah cukup bagus. Dan ini juga karena diajari untuk menghasilkan sebuah makalah yang cukup bagus sekaligus berkualitas,” tegas Jasmine.

Saat ini dengan menyandang gelar Sensei, tentunya Jasmine akan semakin sibuk karena tanggung jawab baru yang diembannya. Sebagai Sensei, Jasmine harus keliling ke ranting-ranting perguruan Karate untuk memantau dan menyaksikan anak-anak yang sedang berlatih.

“Anak-anak harus berlatih dengan benar, jika tidak tentunya hal itu harus dipertanggungjawabkan karena harus dibenahi. Di sisi lain, ada sejumlah agenda lain serta tanggungjawab yang dibutuhkan sebagai seorang Sensei,” kata Jasmine.

Selain tanggung jawab itu, Jasmine juga memiliki keinginan untuk membawa Karateka Lemkari se Indonesia untuk bisa hadir di Universitas Narotama dan memanfaatkan fasilitas yang telah tersedia di kampus.

“Keinginan menulis buku olah raga yang kemudian dipublikasikan bagi para olah ragawan juga tetap menjadi keinginan. Setidaknya 2 buku membahas tentang kekuatan fokus dan bawah sadar yang bisa digunakan oleh atlet segala bidang olahraga, dan buku tentang fleksibilitas untuk atlet beladiri,” tegas Jasmine.

Di saat yang bersamaan dengan ujian kenaikan sabuk, Jasmine juga menjuarai kejuaraan karate tingkat nasional Kwarnus Cup dan Piala Anton Lesiangi.

“Dampaknya saat tanding lebih tenang, kalau biasanya gugup mengukur kekuatan lawan. Kemarin di pertandingan terakhir benar-benar fokus dan berpikir mengalahkan diri sendiri. Oleh karena itu secepatnya keinginan menulis buku harus segera direalisasi,” pungkas Jasmine Michella, Jumat (29/11/2019).(tok/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs