Henry Ongkowijoyo, head of commercial Lazada optimis e commerce akan terus meningkat dan menjadi solusi bisnis di era milenial. Dari catatan yang dia miliki bisnis jual beli online ini juga terus mengalami pertumbuhan yang cukup menggiurkan.
“Tahun 2015 saja, omset e-commerce telah mencapai Rp60 triliun. Padahal pelakunya di Indonesia belum banyak,” kata Henry, ketika menjadi pembicara dalam Economic Outlook 2017 di Suara Surabaya Center, Rabu (7/12/2016) malam.
Menurut dia, berbisnis dengan cara online terbukti cukup efektif dan murah karena penjual tidak perlu memiliki fisik toko seperti jual beli tradisional.
Dengan omset perkapita pertahun masyarakat Indonesia yang saat ini sebesar US7 dolar perorang pertahun dan diperkirakan akan mengalami hypergrowth menjadi US534 dolar atau mencapai Rp7 jutaan perorang pertahuan, maka bisnis e-commerce diyakini memiliki peluang yang cukup tinggi.
“Apalagi saat ini terjadi ledakan populasi penduduk usia muda dengan peningkatan gaya hidup digital,” ujarnya. Peningkatan gaya hidup digital ini setidaknya bisa terlihat dari jumlah pengguna facebook di Indonesia yang kini telah mencapai 70 juta pengguna.
Rata-rata pengguna internet di Indonesia saat ini juga telah mencapai 1,6 jam perorang perhari atau sebesar 1,1 jam perorang perhari untuk pengguna internet melalui perangkat mobile.
Karenanya, Henry mengajak kepada semua pelaku bisnis untuk bisa memanfaatkan peluang ini. “Di Amerika perbandingan penduduk dan jumlah toko offline adalah satu penduduk dengan 2200 meter persegi toko. Tapi di Indonesia, perbandingannya hanya satu penduduk setara dengan 100 meter persegi toko. Artinya peluang e commerce cukup tinggi,” kata dia.
Sekadar diketahui, Henry Ongkojoyo merupakan pembicara kedua Economic Outlock 2017 yang digelar Suara Surabaya Media. selain henry juga ada Kresnayana Yahya, lantas Faisal Basri, pakar ekonomi UI; serta Tung Desem Waringin, praktisi dan motivator bisnis. (fik/rst)