Minggu, 24 November 2024

Ribuan Personel Dikerahkan Bantu Tanggap Darurat Gempa Aceh

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Sutopo Purwo Nugroho dalam Konferensi Pers di Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Foto: Faiz/Dok. suarasurabaya.net

Ribuan personel dari berbagai unsur terus terlibat dalam penanganan tanggap darurat pasca gempa bumi 6,5 SR di Aceh.

Sebanyak 3.962 personel dari kementerian/lembaga dari BNPB, TNI, Polri, Kementerian PU Pera, Kementerian Kesehatan, Basarnas, Kementerian Sosial, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, BPBD, dan lainnya membantu penanganan korban gempa di Kaupaten Pidie Jaya, Pidie dan Bireuen.

Demikian disampaikan Sutopo Purwo Nugroho dalam Konferensi Pers di Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Sabtu (10/12/2016).

Dia menjelaskan, hingga Sabtu (10/12/2016) siang, dampak gempa telah menyebabkan 101 orang meninggal dunia, dimana 92 korban telah terindentifikasi dan 9 orang masih dalam proses identifikasi. Korban meninggal berasal dari Kabupaten Pidie Jaya 96 orang, Bireuen 2 orang, dan Pidie 3 orang. Selain itu terdapat 857 orang luka-luka, yaitu 139 orang luka berat dan 718 orang luka ringan. Sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan yang roboh.

Jumlah pengungsi terus bertambah karena masuknya laporan dari beberapa pos pengungsian.

“Tercatat 45.329 orang mengungsi yaitu 43.613 orang di Pidie Jaya dan 1.716 orang di Bireuen. Pengungsi di Pidie Jaya tersebar di 6 kecamatan, yaitu di Kecamatan Pante Raja 1.478 orang, Meureudu 9.925 orang, Ulim 7.419 orang, Meurah Dua 7.194 orang, Trienggadeng 9.653 orang, Bandar Baru 4 orang, Bandar Dua 1.520 orang, dan Jangka Buya 1.474 orang,” kata Sutopo.

Menurut dia, kerusakan bangunan meliputi 157 ruko rusak (108 roboh, 31 rusak berat, 3 rusak sedang, 15 rusak ringan). Sebanyak 11.668 rumah rusak meliputi 2.992 rusak berat, 94 rusak sedang, dan 8.582 rusak ringan. Bangunan masjid yang rusak sebanyak 64 unit dima 31 rusak berat, 2 rusak sedang, dan 31 rusak ringan. Begitu juga 88 unit mushola rusak, 7 unit meunasah rusak, 5 unit kantor desa, sepanjang 14.800 meter jalan rusak atau retak, dan 55 unit jembatan rusak.

“Meskipun ada kerusakan jalan dan jembatan. Namun tidak ada daerah yang terisolir. Semua masih dapat dilalui kendaraan. Aktivitas masyarakat sudah berjalan normal.,” ujar Sutopo.

Dia menjelaskan, rapat koordinasi penanganan tanggap darurat terus digelar dengan berbagai pihak. Untuk mempercepat proses pendataan jumlah pengungsi, kebutuhan pengungsi dan pendataan rumah rusak maka pendataan harus dilakukan.(faz/iss/fik)

Berita Terkait

Surabaya
Minggu, 24 November 2024
33o
Kurs