Senin, 25 November 2024

Teknologi X-ray Ini Mampu Deteksi Emas pada Bebatuan

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Dr James Tickner dari CSIRO penemu teknologi pendeteksi emas bernama PhotonAssay X-ray (kiri). Foto: www.csiro.au

Teknologi terbaru X-ray hasil penelitian Australia Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO) dapat memberikan informasi real-time tentang kandungan emas pada bebatuan. Ini dapat membantu revolusi industri asai atau pengkadaran, yakni dalam hal penghematan waktu, biaya, dan mengurangi limbah beracun.

Dr James Tickner dari CSIRO penemu teknologi pendeteksi emas bernama PhotonAssay X-ray mengatakan, metode baru ini menggunakan sinar-X kekuatan tinggi untuk membombardir sampel batuan dan mengaktifkan atom emas di dalamnya. Memanfaatkan sebuah detektor untuk menangkap “tanda-tanda unik” lalu memancarkan tingkat konsentrasi atom emas dan elemen lainnya untuk menentukan kelaikan daerah penambangan emas.

Tickner mengatakan, metode baru ini akan memberikan informasi secara “real-time” kepada operator tambang, sesuatu yang mereka tidak pernah punya di sebelumnya. “Metode yang ada saat ini membutuhkan beberapa hari untuk mendapatkan informasi dari hasil kajian, yang dapat menjadi masalah ketika penambang membutuhkan informasi saat ini juga untuk mengoperasikan tambang,” kata Tickner sebagaimana dilansir Antara, mengutip Xinhua, Jumat (16/12/2016).

Tickner menambahkan, teknologi PhotonAssay yang telah mereka patenkan mampu memberikan hasil akurat hanya dalam hitungan menit. Selain itu, teknologi ini tidak perlu menghasilkan limbah beracun yang akan menimbulkan masalah pada sistem uji lainnya. Dia mengatakan penemuan ini akan berguna di lapangan, terutama di Australia, yang datarannya mengalami penurunan.

Dengan menganalisis tanah dan batuan dengan cepat, penambang dapat menentukan apakah daerah tersebut laik atau tidak untuk menjadi lokasi penambangan. Teknologi ini juga bisa digunakan untuk menentukan adanya elemen lain, seperti bijih dengan kualitas rendah. “Kami telah fokus dalam meningkatkan akurasi, sensitivitas dan kesederhanaan teknologi untuk membuatnya berguna bagi operasi penambangan kelas rendah Australia,” kata Tickner.

“Dengan memberikan informasi yang dapat dipercaya dan cepat untuk klien, kami meningkatkan potensi mereka untuk memaksimalkan keuntungan mereka dan meningkatkan produktivitas, bahkan pada bijih dengan kualitas yang lebih rendah,” ungkapnya. Teknologi ini, kata dia, akan dijual melalui Chrysos Corporation, di mana CSIRO akan memiliki saham sebesar 34 persen.(ant/den)

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 25 November 2024
35o
Kurs