Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur mengajak pesantren-pesantren Nahdlatul Ulama (NU) bersama-sama mendukung dan menguatkan program One Pesantren One Product (OPOP) yang digagas Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Hal itu disampaikan Khofifah saat hadir dalam pembukaan Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) PWNU Jawa Timur dengan tema Konsolidasi Organisasi Percepatan Program Strategis Menuju Satu Abad Nahdhatul Ulama yang digelar di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Kabupaten Probolinggo, Jumat (29/11/2019) malam.
“Kami berharap OPOP akan menjadi salah pintu masuk penguatan ekonomi umat terutama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Program OPOP sejalan dengan arahan Presiden Jokowi dalam rapat tahunan Bank Indonesia, bahwa saat ini yang terpenting adalah membuka seluas-luasnya lapangan kerja,” kata Khofifah.
Dalam rangka menyukseskan program OPOP, Khofifah menyebut pemerintah Jawa Timur menggandeng lintas sektor. Mulai BUMN, BUMD hingga sektor privat untuk membantu memberikan pendampingan usaha dan mempermudah penjangkauan permodalan. Selain itu juga untuk mengembangkan market akses dari produk produk yang dihasilkan santri, koperasi pesantren dan juga alumni pesantren.
“Terutama pendampingan managerial skill para pelaku usaha OPOP kami prioritaskan agar mereka mendapatkannya dari sektor yang kami ajak kerjasama,” kata Khofifah dalam keterangan tertulis yang diterima suarasurabaya.net.
Menurut Khofifah, program OPOP yang ditarget bisa menghasilkan 1.000 produk unggulan dari pondok pesantren itu bagian dari merevitalisasi Nahdhatut Tujjar atau Kebangkitan para Pedagang. Dikatakan Khofifah Nahdhatut Tujjar adalah gagasan para ulama sebelum mendirikan Nahdhatul Ulama di tahun 1926.
“OPOP adalah upaya kita merevitalisasi Nahdhatut Tujjar. Karena PR kita saat ini adalah mengatasi kemiskinan dan ketertinggalan,” kata Khofifah.
Karenanya, ia mengajak seluruh pihak, khususnya pondok pesantren untuk turut serta mendukung program OPOP dalam rangka membangkitkan ekonomi Jawa Timur, mengentaskan kemiskinan dan memajukan sektor usaha di pesantren.
Produk OPOP yang akan menyentuh 6000 ponpes se Jawa Timur itu juga menggandeng perguruan tinggi dalam memberikan pendampingan usaha, managemen usaha dan juga inovasi produk. Saat ini juga sudah ada OPOP Training Center yang ada di Universitas NU Surabaya. Yang fungsinya memberikan pendampingan pelaku usaha berbasis pesantren.
Produk usaha yang dikembangkan di OPOP bisa meliputi banyak jenis produk. Mulai makanan dan minuman, kerajinan tangan, fashion, dan juga produk digital IT. Semua jenis produk akan dikembangkan agar bisa memiliki daya saing sehingga memberi dampak pertumbuhan ekonomi baik lokal maupun regional serta memperkuat struktur bisnis pada pelaku usaha. (bid/ang)