Lawan infrastruktur jalan atau aspal ada lima hal. Urutan pertama sampai ketiga adalah air sedangkan keempat beban jalan yang terlalu berat dan kelima adalah konstruksi tanah.
Prof. Dr. Indra Surya Mochtar Kepala Laboratorium Mekanika Tanah dan Batuan Teknik Sipil ITS mengatakan, kalau akar masalahnya tidak diperhatikan maka kondisi infrastruktur tetap akan mudah rusak.
Perbaikan jalan, lanjut dia, harus dilakukan dengan Draining Base Course. Tapi konsekwensinya, perbaikan jalan akan memakan waktu lama dan biaya yang lebih mahal. Tapi dengan penerapan Draining Base Course, usia infrastruktur jalan akan lebih lama atau awet.
“Selama ini air yang merusak jalan hanya dilihat di permukaan saja. Padahal, air di bawah aspal jalan justru yang paling berpotensi merusak infrastruktur jalan,” kata Indra pada Radio Suara Surabaya.
Kata Indra, minimal 50 cm di bawah aspal harus benar-benar kering atau bebas dari air.
Pembangunan jalan baru atau perbaikan jalan, kata dia, harusnya dibongkar atau digali dulu minimal 50 cm dan air yang terjebak harus dipompa keluar. “Sesudah itu dilakukan pengecoran dan terakhir dilapisi dengan aspal,” ujarnya.
Indra menambahkan, banyak sekali infrastruktur jalan yang amburadul karena pembangunan atau perbaikannya yang asal-asalan. (dwi/ipg)