
Jawa Timur mendapatkan penghargaan pemberdayaan perempuan (Anugerah Parahita Ekapraya/APE) Tertinggi atau kategori Mentor yang diserahkan oleh Jusuf Kalla Wakil Presiden di Istana Wapres, Rabu (21/12/2016).
Wapres menyerahkan penghargaan Parahita Ekapraya ini pada 17 Gubernur dan 84 kabupaten/kota di Indonesia.
“Kebetulan saya menjadi gubernur pada daerah dan waktu yang tepat sehingga orangnya memang produktif dan kultur pembangunan sudah matang,” kata Soekarwo Gubernur Jawa Timur usai menerima penghargaan Parahita Ekapraya di Istana Wapres.
Kata Soekarwo, perolehan penghargaan ini tidak terlepas dari gubernur-gubernur sebelumnya. Namun yang luar biasa adalah masyarakat, tokoh masyarakat dan koordinasi pimpinan daerah yang sangat bagus di Jawa Timur.
Pada dasarnya, kata dia, kultur Jawa Timur yang open minded menjadi stimulus program. Jadi masyarakat dengan kultur yang horizontal dan masyarakat yang menempatkan hubungan lelaki dan perempuan menjadi fungsional dengan tidak menghilangkan bagaimana pendidikan yang lebih baik.
“Jadi intinya kami mengkoordinir orang-orang yang baik di tempat yang tepat,” ujar dia.
Penghargaan ini merupakan kedua kalinya setelah pada 2014 silam, Jawa Timur juga mendapatkan penghargaan yang sama.
Penghargaan APE kategori Mentor merupakan yang tertinggi dari seluruh kategori yang ada. Penghargaan tersebut berupa trophy berwarna hitam yang diberikan kepada kementerian atau lembaga dan pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota yang berhasil melaksanakan berbagai inovasi yang menjadi inspirasi tentang program Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).
“Masyarakat Jatim sangat produktif dan open minded. Kultur pembangunannya sudah matang. Ini semua tidak terlepas dari pendahulu-pendahulu kami. Para gubernur sebelumnya, masyarakat, tokoh masyarakatnya luar biasa. Koordinasi masyarakat dan pimpinan daerahnya juga sangat bagus,” kata Soekarwo, Gubernur Jawa Timur didampingi Lies Idawati, Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Jawa Timur usai menerima penghargaan.
Menurut dia, penghargaan ini juga diperoleh atas komitmen politik melalui diterbitkannya Perda No 3 Tahun 2014 tentang RPJMD 2014-2019 Jawa Timur pada visi misin yang salah satunya pada strategi pembangunan pengarusutamaan gender dan indeks kinerja utama.
Seluruh pengambil keputusan di tingkat stakeholder, lanjutnya, mengimplementasikan pengarusutamaan gender ke dalam program dan kegiatan pembangunan pada semua sektor seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial budaya, dan politik.
Selain itu, seluruh pengambil keputusan juga telah mengintegrasikan isu gender ke dalam dokumen pembangunan yang dimulai dari perencanaan, penganggaran, pemantauan dan evaluasi.
Sementara itu, Jusuf Kalla Wakil Presiden mengingatkan bahwa APE sesungguhnya adalah tolok ukur atas upaya untuk memberikan peranan yang baik terhadap perempuan dan perlindungan anak.
Menurut dia, Indonesia memiliki prestasi yang baik dalam hal kesetaraan gender. Terbukti, pernah mempunyai presiden perempuan yang bahkan di Amerika Serikat sebagai negara demokrasi terbesar belum pernah ada presiden perempuan.
“Di kabinet (kerja), 24 persen menteri adalah perempuan. Termasuk yang tertinggi dalam sejarah Indonesia. Itu juga menjadi bagian dari pada upaya kita. Diharapkan juga peran di daerah di bidang politik,” kata Wapres.
Oleh karena itu, Wapres mengajak daerah turut mendukung pemberian tempat bagi perempuan dalam bidang politik. JK juga mendorong adanya dukungan terhadap pelibatan perempuan dalam bidang ekonomi. Mengingat, tingkat pendidikan kaum perempuan juga sudah sangat maju sehingga mampu bersaing dengan kaum pria.(dwi/ipg)