Hari itu cuaca cerah, langit tampak sangat bersahabat. Pesawat ATR 600 dengan baling-baling di kedua sisinya terbang mulus dari Bandara Juanda Surabaya menuju Bandara Ngurah Rai Bali.
Sang pilot yang keluar dari kokpit, mendapati Mufid Wahyudi sedang asyik dengan kameranya, mengabadikan pemandangan dari balik kaca jendela pesawat. “Bapak suka foto? Ayo kalau mau masuk ke kokpit,” kata sang pilot seperti ditirukan Mufid saat berkunjung ke Radio Suara Surabaya, Jumat (23/12/2016). Dengan senang hati, ajakan pilot tersebut diiyakan oleh Mufid. “Itu adalah pengalaman paling berkesan buat saya,” katanya lagi.
Mufid Wahyudi adalah pengusaha asal Kota Surabaya yang juga aktif di organisasi kemanusiaan. Kesibukannya mengharuskan dia terbang ke berbagai kota hingga beberapa kali seminggu. Sejak tahun 2010 dia konsisten mengabadikan keindahan Indonesia dari balik kaca jendela pesawat.
“Awalnya, memotret di pesawat hanya untuk mengisi waktu selama perjalanan dan dokumen pribadi. Kebetulan, saya diberi kesempatan lebih sering terbang,” ujar Mufid.
Dia menceritakan, setelah dia mengunggah sebagian hasil fotonya ke akun Instagram dan Facebook-nya, banyak teman yang memberikan komentar positif. Kenalan-kenalannya dari luar negeri pun juga jadi penasaran dan terkesima dengan keindahan Indonesia. Hal itu membuatnya semakin ingin membagikan keindahan Indonesia. “Saya ingin share kalau ternyata Indonesia itu bagus,” katanya.
Saat melihat-lihat foto hasil jepretannya, Mufid mengaku merasa puas. Hal itulah yang membuat dia ingin terus mendapatkan gambar yang indah. Untuk itu dia sengaja menyipakan setiap perjalanannya dengan matang, mulai dari memilih maskapai, kursi yang dekat jendela, sampai menyiapkan kamera. Terkadang dia juga menggunakan ponselnya untuk mengambil gambar.
Meski sudah direncanakan dengan baik, terkadang dia masih mengalami beberapa kendala. Mulai dari kaca jendela pesawat yang buram, retak, cuaca hujan sampai objek yang diincar terhalang awan. “Ada juga yang saya tidak tahu itu apa, yang penting saya potret dulu. Nanti saya cari di Google Maps apa itu. Salah satunya foto ini,” katanya sambil menunjukkan foto Gunung Raung lengkap dengan detail kawahnya.
Selain gunung, danau dan gedung pencakar langit di perkotaan, Mufid juga mengabadikan berbagai perubahan kondisi daratan. Mulai dari perkembangan reklamasi Teluk Jakarta sampai abrasi di bibir pantai paling utara di Kabupaten Banyuwangi.
Ke depannya, dia mengaku telah mempertimbangkan untuk membuat buku dari ribuan koleksi fotonya dari balik kaca di ketinggian ribuan kaki.(iss/ipg)
Teks Foto:
1. Kokpit pesawat.
2. Danau Kelimutu, danau kawah yang terletak di puncak Gunung Kelimutu (gunung berapi) yang terletak di Pulau Flores, Provinsi NTT, Indonesia.
3. Siluet wajah manusia di pantai paling utara di Kabupaten Banyuwangi sebelum abrasi.
Foto: Instagram Mufid Wahyudi.